“Menuliskan Kembali Film Bumi
Manusia “
Suatu hari di pagi hari
terdapat pemuda yang tertidur , ia bernama Minke ia terlelap saat itu , tiba tiba
temannya yang bernama Robert Surhoof mengetuk pintu guna membangunkannya ,
Surhoof adalah teman sekolah minke di HBS (sekolah belanda yang terletak di
surabaya ) , Robert Surhoof adalah seorang Indo (keturunan Belanda-Indonesia) .
Setelah ia membangunkannya Surhoof memberi tahu bahwa kunjungan Ratu Belanda sebentar
lagi . Minke kaget, dan langsung bergegas memakai baju dan tak lupa topinya,
hari itu sangatlah meriah nuansa Belanda sangatlah mencolok .
Setelah
itu Surhoof mengajaknya keluar ke sebuah café , ia mengajaknya ke café Belanda
,café yang hanya di perbolehkan masuk orang Indo dan Belanda saja , orang
pribumi dan anjing di larang masuk , Minke
menolak ajakan tersebut “ lebih baik pergi ke tempat lain saja “ , Surhoof
menuruti permintaannya dan membututi Minke ke restoran asia ,mereka memulai
sebuah pembicaraan , Surhoof membicarakan Annelies Mellema , gadis yang
merupakan kakak dari teman sepak bola Surhoof , sudah lama Surov mengagumi adik
dari Robert, tapi sayangnya perhatian Surov tidak pernah ditanggapi oleh adik
Robert.
Ia bercerita banyak disana , dan Surhoof mulai
mengajak minke ke rumah Annelies yang berada di Wonokromo.
Sesampinya
di sana , Minke diperolok oleh kakak Annelies, Robert mellema , ia disambut
dengan tidak baik , ia disuruh duduk di kursi yang berjauhan dengannya dan
diberikan suguhan hanya air putih , tiba Annelies datang dengan paras cantik
dan membawa bunga mawar , minke terpesona dan langsung menyambutnya, annelies
mulai bertanya , namamu siapa? Tanyanya , minke namaku minke jawab minke . “
hanya minke?” ujarnya lagi , “iya aku pribumi “ jawabnya “ aku tak masalah ,
mau berteman dengan pribumi tidak apa apa” jawabnya lagi . Surhoof dan kakak Annelies
sedang asyik sendiri , tanpa mengajak minke , dan kerap kali di perolok oleh
kakak annelies , namun minke dan annelies sangat akrab saat itu , sehingga
membuat surhoof agak cemburu .
Mereka
bedua berjalan jalan menyusuri perkebunan milik ibunya , ibu annelies merupakan
seorang pribumi, ibu annelies adalah seorang gundik yang dulu dibeli oleh ayah
annelies sebesar 12 gulden , ibunya bernama sanikem ia lebih sering disebut
nyai ontosoroh , setelah sekian lama berbincang , minke mengecup pipi annelies
, sontak annelies kabur dan mengadu kepada ibunya namun ibunya tak menggubris sama sekali . saat
malam hari, mereka menjamu makan bersama , ayah Annelies datangdalam keadaan
mabuk , dan marah marah , ia mengusir minke dan mengolok nya sebagai monyet ,
sontak ibu Annelies tidak terima , dan meminta maaf kepada Minke . akhirnya
dengan terpaksa Minke pulang saat itu , Kakak Annelies sangat anti terhadap
orang pribumi dan ia merasa jijik , ia malu kalau Ibunya sendiri adalah seorang
pribumi.
Minke pamit pulang ke rumahya , esoknya ia bersekolah
di HBS , ia kerap kali melamun saat pembelajaran dan di tertawakan oleh teman
temannya , nama asli minke sebenarnya
Raden Mas Djokomono Tirto Adhi , hobby minke adalah menulis , banyak
sekali ia menulis di buku catatannya yang selalu ia bawa kmana mana , sepulang
sekolah minke menemui temannya yang berkebangsaan Perancis bernama Jean yang
sedang melukis saat itu di tepi danau , sambil bercerita dengan hangat .
Ketika
di sekolah (HBS) Minke merasa dirinya diguna-guna oleh Nyai Ontosoroh (ibu
Annelis) dan Minke tidak bisa fokus belajar di HBS. Merasa dirinya yakin Minke
akhirnya kembali ke rumah Annelis. Sesampainya Minke dirumah Annelis dia sambut
baik oleh Ibu Annelis yaitu Nyai Ontosoroh dan ibu Annelis berpesan kepada
Minke untuk menjadi teman sekaligus kakak dari Annelis. Annelis bercerita
tentang masa lalu dari ibunya yang pada awalnya hidup bahagia, senang dan baik
baik saja, sampai datang orang yang bernama Maurits Millema yaitu anak pertama
dari papa Annelis dari ibu orang Belanda. Setelah kedatangan Maurits kehidupan
keluarga Annelis berantakan, karena papa Annelis suka main di rumah bordir.
Karena
Minke aktif menulis dan bergabung di tempo harian Surabaya saat itu Minke di
tangkap polisi akibat tulisannya yang mengkontroversi , Minke saat itu berada
di rumah annelies , dengan terpaksa ia harus pergi dan berjanji akan menemui Annelies
lagi , Minke menulis dengan samaran nama
Max Tonnellar .Selama ditinggal Minke , Annelies tampak memikirkannya
dan kerap kali jatuh dan sakit sakitan .disekolah bu peter menanyai siapa itu
Maxx Tonnelar, seketika Surhoof memberitahu Bu Peter dan mengoloknya , Panji
Darman teman Minke tidak terima akan hal itu , itu membuat ia bertengkar dan
dipanggil kepala sekolah , dengan paksaan , Minke dikeluarkan dari sekolah HBS
ini .
Setelah
itu Minke kembali ke daerahnya yakni Blora , ia pergi kesana karena ayahnya
diangkat jadi bupati , ayahnya mengetahui bahwa minke memiliki hbungan dengan
annelies anak nyai , hubungan ini dinilai ayahnya tidak menerapkan budaya jawa
yang kental di keluarganya , ia dicambuk beberapa kali oleh ayahnya sehingga
membuatnya tersungkur , minke pun diberi maaf oleh ayahnya , dan diperkenankan
untuk kembali ke kamarnya , sesampainya di kamar , ia dikejutkan dengan kakak
laki lakinya yang dengan lancang membuka buku catatan rahasia Minke, ia pun
berusaha merebut ,dan terjadi percekcokan antara kakak Minke dan Minke, namun
mereka di lerai oleh ibunya dan menyuruh kakak Minke untuk segera mengembalikan
buku nya , buku minke berisi kekaguman Minke akan Bangsa Eropa , ia diangggap
kakaknya sudah menghianati budaya dan bangsanya sebagai pribumi , namun ibunya
tetap membela Minke , ia merestui apa yang ia mau , asalkan benar . Minke hanya
ingin menjadi manusia bebas , tidak diperintah dan tidak memerintah.
Ia
diperintah ayahnya untuk menjadi penerjemah dalam pelantikan ayahnya besok
,saat minke menerjemahkan , orang belanda kagum akannya karena kata kata minke
yang bagus . Romo bilang bawasanya beliau mengucapkan terima kasih kepada
bangsa belanda karena sudah mengangkat derajat warga pribumi, tetapi Minke
malah menerjemahkan lain. Minke mengenalkan kerajaan majapahit menggunakan
bahasa Belanda kepada pemerintah Belanda di karesidenan Blora. Minke berkata
bahwa Majapahit adalah kerajaan pemersatu nusantara bahkan sebelum kedatangan
Belanda, dan Majapahit punya peradaban tersendiri, dan seketika Minke mendapat
pujian dari pemerintah Belanda di karesidenan Blora.
Setelah
hal ini , minke meninggalkan rumahnya dan menuju ke rumah annelies, sesampainya
disana Minke bertemu dengan doketr keluarga Annelies yang seusai mengobati
annelies yang sedang sakit , ia mengetahui kalau Minke menyukai Annelies dan
meyegerakan untuk menikahi Annelies , bahkan dokter Martinet bersedia untuk
melamarkan Annelis untuk Minke dengan syarat dia tidak boleh poligami, Minke
semakin percaya dengan hal ini dan segera membicarakan hal ini dengan ibu
Annelies , Nyai Ontosoroh .
Suatu
hari, di rumah nyai terdapat mata mata , hal itu di dapati oleh Darsam, Asisten
Nyai Ontosoroh, minke dan annelies,mereka mengejarnya sampai menuju rumah
pelacuran , keluarga Annelis mendapatkan masalah besar, dimana ayah dari
Annelis yaitu Mr. Herman Millema meninggal karena keracunan di rumah bordir
milik Ah Tjong. Lebih mengagetkan lagi Robert juga ada di tempat yang sama,,
hal itulah yang membuat Annelis, Minke, Nyai Ontosoroh dan Darsam (pengawal
Nyai Ontosoroh) kaget. Nyai Onstosoroh menyuruh Darsam untuk mengejar Robert
dan menyuruhnya pulang, tetapi Robert tidak mau dan lebih memilih kabur.
Singkat cerita mereka berkelahi sampai Robert dengan tega menembak Darsam
dibagian lengan. Akhirnya semua yang ada di tempat itu ditangkap dan dibawa ke
kepolisian Surabaya.
Secara
cepat kabar terbunuhnya Mr. Herman Millema tersebar di seluruh Surabaya dan
rumah Annelis didatangi banyak wartawan. Romo dari Minke sangat murka saat dia
tau bahawa anaknya terlibat dalam kasus terbunuhnya Mr. Herman Millema, dan
seketika itu juga Romo mengirim surat ke direktur HBS. HBS juga diberitakan ada
hubunganya dengan kasus terbuuhnya Mr. Herman Millema. Ah Tjong, Nyai
Onstosoroh, Annelis, dan wanita yang tidur bersama Mr. Herman yaitu Maiko
dipanggil ke pengadilan khusus pribumi (Landraad) untuk dimintai keterangan dan
diadili. Selama proses tersebut semua berjalan panas, nyai Ontosoroh dituduh
bersalah dalam kasus ini , Minke menulis di surat kabar untuk membela Nyai
Ontosoroh dan Annelis di Landraad. Akhirnya yang diputuskan bersalah adalah Ah
Tjong karena Maiko mengakui kalau dia diberi racun oleh Ah Tjong.
Akhirnya mereka berdua , Minke dan Annelis Mellem menikah Minke di datangi ibunya dan direstui menikah , setelah Minke merayakan kelulusanya dari HBS. Namun, kebahagian minke tak berlangsung lama ,Maurits Millema putra pertama Mr. Herman dari istri di Belanda menuntut semua harta yang dimiliki oleh keluarga Nyai Ontosoroh. Hal tersebut sangat mengagetkan bagi Annelis dan Minke. Nyai Ontosoroh sontak kaget dan tidak terima, ia dijadikan gundik , dan tidak pernah dinikahi secara sah oleh Tuan Mellema , sehingga hak harta dan termasuk wali Annelies dapat diminta sewaktu waktu oleh tuan Maurits anak Tuan Mellema dari istrinya yang di Belanda. Terlebih lagi pernikahan Minke dan Annelies dianggap tidak sah, sehingga di mata pengadilan belanda annelies tetap saja seorang gadis yang tidak memiliki suami ,padahal Minke memiliki surat resmi pernikahannya dengan Annelies secara sah di Mahkamah Agama . hal ini membuat Minke marah dan sontak Minke langsung menggemparkan dengan tulisannya lewat Koran Surabaya nya , warga pribumi ikut memanas akibat hokum Belanda yang tidak adil .
Para pribumi ikut memprotes Laandrand yang tidak adil ini , sehingga terdapat pertempuran di depan rumah Nyai antara pihak nyai dengan belanda , disini Darsam , asisten Nyai Ontosoroh yang setia terbunuh , dan mau tidak mau perlawanan Minke dan Nyai memperebutkan hak terhadap Annelies tetap saja kalah, sehingga Annelies akan di jemput menuju Belanda .
Hikmah dari film diatas adalah, strata/kelas sosial yang
sangat terlihat jelas ketika Belanda melakukan penjajahan di nusantara. Dimana
orang pribumi dianggap tidak penting dan tidak di perhitungkan soal hak nya
sama sekali. Meskipun urusan cinta .
Poster Film Bumi Manusia |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar